1.Pengertian Harapan
Harapan diambil dari kata harap. maksudnya sesuatu yang
terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri
mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap . Yang mempunyai
harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar
harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan
kepada orang lain dan kepercayaan kepada Allah SWT.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan
sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah
kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar
terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi
harapannya atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan
cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang
diharapannya, contohnya ; faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak
adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan
mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda
dengan berpikir positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam
psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
2. Manusia dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,
keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan
adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia
lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan
pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan
terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional,
bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang
pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh
dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang
berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun
sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang.
Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di
wujudkan hal-hal sebagai berikut :
Harapan apa yang
baik
Bagaimana cara
mencapai harapan itu
Bagaiman bila
harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia
saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup
di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih
baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan
tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
3.Sebab Manusia memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap
manusia lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni
di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah
manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani,
serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan
manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang
sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT.
Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan
mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua
dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau
hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai
harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan,
minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan,
kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja
sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat
terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham
Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan
itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :
Harapan untuk
memperoleh kelangsungan hidup (survival)
Harapan untuk
memperoleh keamanan (safety)
Harapan untuk
memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
Harapan untuk
memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
Harapan untuk
memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
Kesimpulan
Semua manusia pasti mempunyai harapan, manusia yang tak
memiliki harapan itu mati dalam hidup atau tak memiliki semgat. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan
kemampuan masing-masing.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan
sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah
kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak,
tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar
terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berusaha dan berdo’a.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau
bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan
yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang,
biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
Saran
Harapan harus ada dalam benak kita karena harapan itu lah yang membuat hidup kita menjadi
berarti di dunia ini dan membuat semangat baru, sehingga memberikan dorongan
agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan
kepada Allah SWT, yaitu dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan
diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada
dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain.
Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan yang diinginkan
tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk selalu terus
mecoba.